Ingin meminimalkan risiko bisnis? Due diligence adalah jawabannya. Dalam dunia bisnis, due diligence sering diibaratkan sebagai proses “pemeriksaan latar belakang” yang komprehensif. Tujuan utama dari due diligence adalah untuk memastikan bahwa keputusan bisnis yang diambil didasarkan pada informasi yang akurat dan relevan. Proses ini tidak hanya melindungi aset perusahaan, namun juga dapat meminimalkan risiko kerugian finansial, reputasi, dan hukum. Yuk pahami lebih dalam terkait due diligence sebagai benteng pertahanan pertama sebelum Sobat mengambil langkah besar dalam berbisnis.

Baca juga: Ketentuan Hukum tentang E-commerce

Apa itu due diligence?

Due diligence adalah proses investigasi dan identifikasi mendalam terhadap suatu perusahaan, yang dilakukan sebelum mengambil keputusan bisnis yang signifikan. Proses ini melibatkan pengumpulan, analisis, dan evaluasi informasi yang relevan untuk menilai potensi risiko dan peluang suatu transaksi.

Hal ini diibaratkan seperti, ketika Sahabat ingin membeli sebuah rumah, pastinya Sobat akan memeriksa kondisi rumah secara menyeluruh, bukan? Begitu pula dalam bisnis, due diligence adalah proses pemeriksaan menyeluruh terhadap suatu perusahaan, proyek, atau aset sebelum memutuskan untuk berinvestasi atau menjalin kerjasama.

Baca juga: Hukum Paten dan Merek dalam Bisnis: Melindungi Identitas Brand Anda

Memahami berbagai jenis due diligence

Memahami berbagai jenis due diligence
Jenis-jenis due diligence (Sumber: Shutterstock)

Due diligence diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. Berikut beberapa jenis due diligence yang umum dilakukan:

  1. Financial due diligence

Jenis ini dilakukan untuk memeriksa dan menganalisis kondisi keuangan suatu perusahaan, termasuk laporan keuangan, arus kas, dan struktur utang untuk menilai kinerja keuangan perusahaan sehat atau tidak. Lalu, juga dilakukan evaluasi terhadap proyeksi keuangan masa depan perusahaan untuk mengidentifikasi potensi risiko dan peluang.

  1. Legal due diligence

Kegiatan mengevaluasi seluruh komponen hukum dan administrasi milik perusahaan,  seperti kontrak, perizinan, potensi sengketa hukum dan lain-lain. Tindakan ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua aspek legal telah dipenuhi dan tidak ada risiko, serta memastikan bahwa perusahaan terbebas dari permasalahan hukum atau praktik ilegal. 

  1. Environmental due diligence

Salah satu jenis due diligence yang penting bagi perusahaan yaitu environmental due diligence, khususnya bagi perusahaan sektor industri yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan. Proses ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menilai potensi risiko lingkungan yang terkait dengan suatu aset atau bisnis. Beberapa aspek yang biasanya dievaluasi dalam environmental due diligence meliputi: lisensi dan perizinan lingkungan yang sah, pemberitahuan Kementerian Lingkungan Hidup, riwayat emisi dan jejak karbon, serta dokumen terkait lainnya.

  1. Taxes due diligence

Hal ini dilakukan untuk meninjau terkait kewajiban pajak perusahaan, Umumnya, akan dilakukan pemeriksaan, apakah semua pajak sudah dibayar dan diperhitungkan dengan tepat. Selain itu, akan dilakukan verifikasi status terkait pajak yang tertunda dengan badan perpajakan.

  1. Commercial due diligence

Pada jenis ini, akan dilakukan analisis secara menyeluruh terhadap potensi pertumbuhan bisnis, mulai dari market share, positioning, prospek bisnis, hingga peluang bisnis. Umumnya, commercial due diligence dilakukan oleh penguji sebelum investasi pada sebuah perusahaan terjadi.

  1. Administrative due diligence

Administrative due diligence akan dilakukan verifikasi terhadap fasilitas, seperti jumlah stasiun kerja, tingkat hunian, atau hal-hal lainnya terkait lainnya. Tujuannya untuk mengetahui apakah semua biaya operasional masuk ke dalam keuangan atau tidak. Tindakan ini dilakukan supaya pembeli atau investor dapat memperoleh informasi mengenai jenis biaya operasional yang kemungkinan akan dikeluarkan apabila memilih perusahaan terkait.

  1. Asset due diligence

Kegiatan untuk menguji dan menilai hal-hal terkait aset perusahaan. Di antaranya seperti: daftar aset tetap dan lokasinya (untuk verifikasi fisik), seluruh perjanjian sewa peralatan, data penjualan dan pembelian peralatan modal 3 (tiga) tahun terakhir, akta real estate, surat gadai, kebijakan kepemilikan, dan izin penggunaan.

  1. Human resources due diligence

Pengujian terhadap sumber daya manusia suatu perusahaan. Hal ini memiliki cakupan yang cukup luas, diantaranya seperti:

  • Melakukan analisis jumlah karyawan, termasuk posisi saat ini, lowongan, jatuh tempo pensiun, dan masa jabatan.
  • Analisis gaji saat ini, bonus yang dibayarkan selama tiga tahun terakhir, dan masa kerja.
  • Semua kontrak kerja antara perusahaan dan karyawan.
  • Kebijakan SDM terkait cuti tahunan, cuti sakit, dan bentuk cuti lainnya.
  • Analisis masalah karyawan dan kasus hukum apa pun yang tertunda dengan karyawan atau mantan karyawan.
  • Daftar serta deskripsi semua tunjangan kesehatan karyawan dan polis asuransi.
  • MESOP (Management and Employee Stock Option) dan jadwal hibah.
  1. Intellectual property due diligence

Umumnya, setiap perusahaan memiliki aset kekayaan intelektual yang dapat digunakan untuk memonetisasi bisnisnya. Aset tidak berwujud ini adalah sesuatu yang dapat membedakan produk atau layanan perusahaan dengan pesaing bisnis mereka. Adapun yang perlu ditinjau seperti dokumen izin paten, hak cipta, merek dagang, nama merek, dan setiap klaim tertunda terkait pelanggaran kekayaan intelektual.

  1. Customer due diligence

Pelanggan adalah penggerak utama dalam setiap bisnis, oleh sebab itu customer due diligence menjadi jenis pemeriksaan yang sebaiknya tak  terlewatkan. Peninjauan terkait pelanggan yaitu meliputi: siapa pelanggan utama perusahaan, perjanjian layanan, kebijakan kredit, nilai kepuasan pelanggan selama tiga tahun terakhir, dan hal terkait lainnya.

Baca juga: Perjanjian Pengalihan Saham dalam Hukum Bisnis

Proses due diligence

Proses due diligence
Proses due diligence (Sumber: Shutterstock)

Proses due diligence umumnya melibatkan langkah-langkah berikut:

  1. Perencanaan due diligence

Langkah pertama dalam proses due diligence adalah perencanaan yang matang. Tahap awal yang melibatkan penentuan tujuan, ruang lingkup, dan sumber daya yang dibutuhkan. Tahap ini sangat krusial untuk memastikan bahwa seluruh aspek yang relevan akan diteliti secara mendalam.

  1. Pengumpulan data

Setelah perencanaan selesai, tahap selanjutnya adalah mengumpulkan data yang relevan. Data ini akan menjadi dasar untuk analisis lebih lanjut. Proses mengumpulkan informasi yang relevan dari berbagai sumber, baik internal maupun eksternal perusahaan, seperti laporan keuangan, dokumen legal, dan wawancara dengan pihak terkait.

  1. Analisis data

Data yang telah terkumpul kemudian akan dianalisis secara mendalam. Analisis ini bertujuan untuk mengungkap potensi risiko dan peluang yang tersembunyi.

  1. Validasi data

Setelah data dianalisis, langkah berikutnya adalah melakukan validasi data. Hal ini penting untuk memastikan bahwa informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan adalah akurat dan dapat diandalkan.

  1. Pelaporan hasil

Hasil dari proses due diligence kemudian disusun dalam sebuah laporan yang komprehensif. Laporan ini akan menjadi dasar bagi pengambilan keputusan.

Baca juga: Perjanjian Aliansi Strategis dalam Bisnis

Manfaat due diligence dalam bisnis

Manfaat due diligence dalam bisnis
Manfaat due diligence dalam bisnis (Sumber: Shutterstock)

Melakukan due diligence secara menyeluruh dapat memberikan sejumlah manfaat bagi bisnis, antara lain:

  1. Mencegah risiko

Mengidentifikasi dan mengurangi potensi risiko kerugian finansial, hukum, reputasi, dan operasional. Salah satu manfaat paling nyata dari due diligence adalah kemampuannya untuk mencegah risiko keuangan yang signifikan. Perusahaan dapat mengidentifikasi potensi penipuan, utang tersembunyi, atau kewajiban finansial lainnya yang dapat menguras kas perusahaan.

Selain itu, melalui due diligence, perusahaan dapat mengidentifikasi potensi masalah hukum seperti pelanggaran hak cipta, sengketa kontrak, atau tuntutan hukum dari pihak ketiga

  1. Meningkatkan kualitas keputusan bisnis.

Keputusan bisnis yang tepat adalah kunci keberhasilan. Due diligence memberikan landasan yang kuat untuk mengambil keputusan strategis, seperti akuisisi, investasi, atau ekspansi pasar. Hal ini memastikan bahwa keputusan bisnis diambil berdasarkan informasi yang akurat dan relevan.

  1. Meningkatkan nilai perusahaan

Investor dan mitra bisnis cenderung lebih tertarik pada perusahaan yang telah melakukan due diligence. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki manajemen yang baik dan risiko yang terkelola dengan baik. Due diligence dapat meningkatkan nilai perusahaan di mata investor dan mitra bisnis.

  1. Memperkuat reputasi perusahaan

Reputasi adalah aset yang sangat berharga bagi setiap bisnis. Dengan melakukan due diligence, perusahaan menunjukkan kepada pemangku kepentingan bahwa mereka serius dalam menjalankan bisnis dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika. Due diligence menunjukkan komitmen perusahaan terhadap transparansi dan tata kelola perusahaan yang baik.

  1. Meminimalkan Biaya Transaksi

Walaupun memerlukan investasi waktu dan sumber daya, due diligence pada akhirnya dapat menghemat biaya bagi perusahaan. Sebab, dengan mengidentifikasi masalah potensial sejak dini, perusahaan dapat menghindari biaya yang lebih besar di kemudian hari.

Baca juga: Apakah Gugat MoU Dapat Dilakukan? Simak Pembahasan Ini

Risiko yang dapat dihindari melalui due diligence

Dengan melakukan due diligence, perusahaan dapat menghindari berbagai risiko, seperti:

  1. Risiko keuangan

Perusahaan dapat menghindari kegagalan bisnis yang diakuisisi, penipuan, dan kerugian investasi. Selain itu juga menghindari risiko fluktuasi nilai aset, ketidakakuratan laporan keuangan, dan tanggungan utang yang tersembunyi.

  1. Risiko hukum

Hal ini seperti sengketa hukum, pelanggaran peraturan, dan tuntutan hukum. Selain itu, juga untuk menghindari pelanggaran hak paten atau merek dagang, serta masalah kepatuhan terhadap peraturan.

  1. Risiko reputasi

Due diligence juga untuk menghindari risiko kerusakan reputasi akibat skandal atau tindakan yang tidak etis, serta publisitas negatif dan pelanggaran merek.

  1. Risiko operasional

Kegiatan due diligence juga menghindari risiko operasional, seperti gangguan operasional, masalah kualitas produk atau layanan, kegagalan sistem, dan bencana alam.

  1. Risiko strategis

Terakhir, due diligence juga menghindari kesalahan dalam pemilihan mitra bisnis, kesalahan dalam perencanaan strategis, dan perubahan kondisi pasar yang tidak terduga.

Baca juga: Cara Mengurus Izin BPOM dengan Mudah

Perqara telah melayani lebih dari 11.500 konsultasi hukum

Untuk permasalahan hukum terkait Bisnis, Perqara telah menangani puluhan kasus setiap bulannya. Ada ratusan mitra Advokat Perqara dengan keahlian khusus di masing-masing bidangnya seperti ketenagakerjaan, perkawinan dan perceraian, pertanahan, dan masih banyak lagi. Sehingga, klien dapat konsultasi tentang masalah hukum lainnya sesuai dengan permasalahan yang sedang dialami.

Konsultasi hukum gratis di Perqara

Apabila Sobat Perqara memiliki permasalahan hukum terkait permasalahan ini, Sobat dapat mengobrol langsung dengan advokat profesional secara gratis hanya di Perqara. Download aplikasi Perqara sekarang dan dapatkan konsultasi hukum gratis untuk mendapatkan solusi hukum tepat kapan pun dan di mana pun.

Baca juga: Mengurus Sertifikat ISO dan Manfaatnya untuk Perusahaan

(Artikel ini telah disunting oleh Tim Redaksi Perqara)

Referensi

  1. Brendan Daley, Thomas Geelen, dan Brett Green. “Due Diligence”. The Journal of Finance. Volume 79, Issue 3 (Juni 2014). Halaman 2115-2161.
  2. OCBC. “Due Diligence: Pengertian, Jenis, dan Proses Pelaksanaannya”. Diakses pada 21 Oktober 2024.